Kalo Jualan, Bisnis Jalan..

Jualan, Bisnis Jalan
Standard

Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh dengan teka teki, khususnya bagi dunia usaha, diprediksi mengalami peningkatan yang terjadi malah penurunan. Pertumbuhan ekonomi saja bergulat di posisi 4 persen-an semenjak Q-1 s/d Q-3 tahun 2015, dan sebenarnya pelaku usaha juga bertanya-tanya akan kebenaran nilai statistik ini mengingat seharusnya dengan kondisi 4% kegiatan usaha maupun daya beli masyarakat dapat dikatakan masih baik, sedangkan yang terjadi atau kenyataannya adalah jauh dibawah itu.

By the Way, tahun 2015 sudah lewat dan kita semua sekarang sudah menjalani Q1 – 2016, pelaku usaha masih harap-harap cemas? tentu… Tapi namanya enterpreneur mesti siap dengan segala situasi dan kondisi ekonomi, istilahnya harus siap beradaptasi dengan pemerintahan baru, kondisi baru, dsb. Tapi yakinlah tahun 2016 ini mestinya akan lebih baik daripada 2016, karena tahun 2015 orang pada simpan uang di bank dan tidak berani berbelanja karena tidak mendapatkan kepastian. Nah tahun 2016 ini rasanya sih likuiditas akan bertebaran lagi walau tidak sebaik tahun 2011-2012.

Daya beli masyarakat masih rendah, apa ini disebut ekonomi lemah? saya rasa bukan, kita berada pada posisi “the new normal”. Apa itu? sebuah posisi dimana kegiatan pasar mencari ekuilibrium baru yang beradaptasi dengan pemerintahan yang baru, pertumbuhan ekonomi cina yang melemah, ekonomi global yang belum juga pulih, harga komoditas yang turunnya drastis. Di jaman likuiditas ketat seperti ini semua jenis usaha perlu suntikan dana baik dari penambahan modal, pinjaman, dan yang paling penting adalah Penjualan.

Semua orang akunting atau yang paham akunting mesti tau setiap laporan penjualan itu item paling atas adalah Penjualan. Kenapa? ya jelas karena ada penjualan lah maka sebuah perusahaan mampu hidup, berjalan bahkan berkembang, dengan adanya penjualan maka hasil dari penjualan tersebut dapat dikurangi pembelian bahan, biaya operasional, dan biaya lainnya sehingga sebuah usaha dapat menghasilkan profit. Namun apabila biaya dan pembeliannya lebih kecil daripada penjualan ; apalagi ketika perusahaan tidak mendapatkan penjualan, Pelan-pelan perusahaan tersebut akan kollaps atau bangkrut karena modal dasar perusahaan tersebut terus digerogoti.

Terus cara jualannya gimana?

Banyak yang hal yang harus dipenuhi guna mencapai tujuan mengejar jualan secara maksimal. Pertama tentu adalah memiliki tim yang mumpuni dan memang terdiri dari orang-orang yang harus secara mental siap dan tahan banting dengan kondisi saat ini. Orang-orang yang ada di dalam tim haruslah satu visi, satu target, satu suara dan satu keyakinan serta memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan, karena dalam situasi seperti sekarang ini tim marketing akan merasakan tekanan yang tinggi untuk mengejar target penjualan dari perusahaan dengan bantuan yang minim, mengingat efisiensi biaya tadi.

Kedua, Produk yang dijual juga mesti irresistable, dengan keuntungan investasi yang menjanjikan atau lainnya, contoh properti dijual dengan diskon khusus dengan pembayaran tunai. Sehingga para calon konsumen yang memiliki uang berani berbelanja atau yakin bahwa investasinya baik itu menjadi produk barang atau jasa dapat menghasilkan di kemudian hari.

Ketika produk yang kita jual kurang irresistable, Promosi kita mesti menggoda sehingga calon konsumen kita sampai ngiler dan nyesel kalau sampai tidak mengambil kesempatan selama masa promosi berlangsung. Promosi menarik dengan keunikan tersendiri akan jauh lebih ampuh menggoda para calon konsumen dibandingkan promosi yang biasa-biasa saja.

Promosi yang unik yang saya maksud sebagai berikut, Contoh: promo beli kulkas 2 pintu gratis mobil bandingkan dengan beli kulkas 2 pintu harga promo, mana lebih menarik? yang pertama bukan? Tinggal sekarang tim marketing kita di berikan product knowledge mengenai promo tersebut. Promosi seperti ini mesti dilakukan secara terus menerus sampai-sampai bisa dikatakan orang hapal dengan lagunya atau tag linenya, seperti yang lagi ngetrend sekarang adalah lagu iklannya Mastin.. Gooooddd…. sampai-sampai saya juga ikut ngiklan, itu hebatnya promosi yang unik dan dilakukan terus-menerus.

Keempat tentu perusahaan mesti mempersiapkan anggaran untuk program pemasaran. Pemasaran tidak hanya iklan, bisa pameran, bisa program door to door, telemarketing, email broadcast, sms broadcast, dsb. Anggaran yang dipersiapkan di saat situasi sedang lesu tidak boleh di pangkas, Why? ya karena dengan promo atau pemasaran kita bisa jualan, tanpa pemasaran kita akan sulit mendapatkan penjualan yang maksimal.

Di saat seperti sekarang ini dimana terjadi persaingan yang tinggi khususnya dalam bidang usaha yang sama, serta lesunya ekonomi, anggaran biaya lain harus di efisiensi tapi tidak anggaran untuk marketing. Dalam dunia marketing biaya promosi adalah investasi, karena branding itu merupakan hasil dari investasi marketing selama bertahun-tahun.

Terakhir adalah selalu siap sedia menyediakan jembatan ketika situasi closing sudah hampir terjadi. Setiap kendala yang dimiliki calon konsumen harus segera dipecahkan dengan membuat jembatan sehingga calon konsumen tersebut mampu menyebrang menjadi konsumen kita.

Dalam kondisi ekonomi seperti saat ini dimana daya beli masyarakat sedang lesu, akibat dari sedikitnya dana yang beredar di masyarakat (likuiditas rendah) sehingga banyak orang yang memiliki keinginan untuk berbelanja atau berinvestasi, namun keinginan tersebut tidak akan mudah tercapai tanpa bantuan para sales dalam memberikan solusi. Bantuan atau solusi yang mampu sales berikan kepada calon konsumen akan menciptakan penjualan yang membuat bisnis jalan atau hidup lagi.

Persis seperti judulnya, Kalo Jualan, Bisnis Jalan…..

Semoga Bermanfaat

Gede Semadi Putra

twitter. @gedesemadiputra

 

Leave a comment